PENINGKATAN KEAKTIFAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS X TJKT (Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi) SMK NEGERI 8 PALANGKA RAYA
Kata Kunci:
Key words:
PENDAHULUAN
Pendidikan
diarahkan pada proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan
pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting, arena memberikan
proses kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar di kelas yang
diselenggarakan pada masing-masing
lembaga pendidikan adalah untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut.
Hasil
belajar yang telah dicapai oleh seorang siswa akan nampak pada perubahan
tingkah laku sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Olehnya dalam proses
belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan
memberikan fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru
bertanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk
membantu proses perkembangan anak. Penyampaian materi pelajaran hanyalah
merupakan salah satu dari berbagai kegiatan belajar.
Pada
hakekatnya dalam proses belajar mengajar peranan guru tidak terbatas pada
penyampaian ilmu pengetahuan, akan tetapi lebih dari itu guru bertanggung jawab
akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Untuk adanya keserasian
satunya dapat direalisasikan dalam bentuk penggunaan metode yang efektif,
efisien dan menyenangkan, agar dapat memberi dampak yang lebih pada penigkatan
hasil belajar.
Oleh
sebab itu, guru seharusnya secara akuntabilitas menyadari tentang perlunya
penguasaan penggunaan berbagai metode yang akan digunakan didalam kelas untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Apabila guru kurang menguasai penuh metode yang
digunakan dalam pembelajaran akan memberikan dampak buruk bagi siswa dimana
mutu pelajaran tidak terjamin, minat siswa akan berkurang, perhatian dan
keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran akan berkurang.
Terdapat
masalah yang dihadapi oleh guru pada mata pelajaran Bahas Prancis di kelas X TJKT (Teknik Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi) SMK Negeri 8 Palangka
Raya adalah :
- Monopoli
pembelajaran guru, sehingga siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru
- Kurangnya
partisipasi siswa dalam pembelajaran
- Saat
pembelajaran berlangsung paling banyak siswa cenderung fasif
Oleh karena itu
dipilih penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu tindakan dalam rangka
pencapaian hasil belajar yang maksimal bagi siswa kelas X TJKT (Teknik Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi).
Penerapan model Problem Based
Learning
(PBL) yang belum optimal di kelas oleh guru disebabkan beberapa
alasan diantaranya sebagian guru belum memahami
dengan baik prosedur penerapannya di kelas, lebih enak mengajar dengan
cara-cara lama, ada yang menerapkan namun belum kontinyu sesuai kebutuhan,
memberi beban tambahan bagi guru dan belum tentu berdampak positif terhadap
keterampilan kooperatif dan hasil belajar siswa.
Problem
based learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran siswa pada masalah
autentik. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam berfikir kritis, mengembangkan kemandirian belajar, dan upaya untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
dilakukan di SMK Negeri 8 Palangka Raya Kota Palangka Raya Jalan Tjilik Riwut km. 31 Kelurahan Banturung Kecamatan Bukit
Batu terdiri
dari 2 siklus penelitian, yaitu siklus 1 tanggal 07 dan 14 November 2022 dan
siklus 2 dengan 21 dan 28 November 2022. Subyek penelitian
adalah siswa kelas
X TJKT (Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi) sebanyak 20 orang dan satu orang guru mata pelajaran Bahasa Prancis selaku pengamat. Objek
penelitian adalah pembelajaran Bahasa Prancis yang berlangsung pada
semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan
pempelajaran. Pendekatan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata
tertulis maupun lisan dari pengamatan orang-orang dan prilakunya. Pada penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen
pribadi, catatan memo dan dokumen
resmi lainnya.
Analisis data observasi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif sederhana, yaitu menganalisis data dengan menggambarkan menggunakan kalimat untuk memperoleh keterangan yang jelas dan terperinci. Teknik analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat hasil observasi terhadap keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan selama 2 siklus. Pada siklus 1 dilakukan identifikasi masalah yang timbul dari pertemuan materi salam (salutation) kemudian menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan untuk mengurangi kesenjangan masalah tersebut. Pada siklus 2 penerapan model pembelajaran Probelem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah pada siklus akhir keaktifan siswa meningkat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Siklus 1
Siklus 1
berlangsung sekali tatap muka pembelajaran, materi salam dalam
bahasa Prancis. Pada
tatap muka siklus pertama ini
berlangsung di kelas, siswa menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru secara berkelompok setelah guru menjelaskan
materi dan memberikan contoh cara penyelesaiannya.
Pada tatap muka kedua yang
berlangsung juga
di kelas. siswa
mengerjakan / menyelesaikan lembar
kerja siswa
dan menyamakan hasil kerja dengan
yang dikerjakan oleh guru di papan.
Siklus pertama diakhiri dengan
ulangan harian untuk mengukur ketercapaian SKBM pada materi perhitungan padat
penebaran benih ikan dan disusul dengan kegiatan refleksi.
Hasil ulangan harian pada siklus 1 ini adalah rata-rata sebesar 79,02.
Dari diskusi dan lembar kerja peserta
didik (LKPD),
kelompok siswa memperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel
1. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Proses
Siswa pada Siklus 1
Sebagai tanda berakhirnya penelitian siklus
1 diadakan refleksi antara peneliti dan
pengamat untuk mendiskusikan temuan-temuan selama kegiatan siklus pertama
berlangsung.
Siklus
Kedua
Pelaksanaan
siklus 2 hampir
sama dengan pelaksanaan siklus 1, berlangsung di kelas. Materi pembelajaran sama dengan siklus 1. Tapi pada siklus kedua ini, siswa diberi kesempatan
oleh guru langsung berbagi kelompok. Selanjutnya dibagikan LKPD, kemudian siswa mengerjakan LKPD dengan dipandu dan diawasi oleh guru. Setelah itu siswa
menyamakan hasil pekerjaan kelompoknya dengan
yang dikerjakan oleh guru di papan.
Dari diskusi kelompok dan hasil pekerjaan LKPD
yang membahas materi tersebut di atas diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel
2. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Proses
Siswa pada Siklus 2
Siklus 2 diakhiri dengan ulangan
harian untuk mengukur ketercapaian SKBM pada materi Penghitungan Formulasi Pakan dan disusul dengan kegiatan refleksi. Hasil yang diperoleh siswa pada ulangan harian siklus
kedua ini adalah rata-rata sebesar 90,18 dan hasil ini diperoleh dari ke-20 siswa kelas X TJKT (Teknik Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi) SMK Negeri 8 Palangka Raya
sebagai subyek penelitian ini.
Sebagai akhir kegiatan penelitian siklus
kedua, kemudian diadakan refleksi oleh
peneliti dan pengamat untuk mendiskusikan temuan-temuan selama kegiatan
penelitian
Pembahasan
Dari kedua siklus penelitian ini
terlihat bahwa hasilnya melampaui SKBM sebagai indikator keberhasilan penelitian
ini yaitu nilai ≥ 70 untuk hasil kinerja
hasil belajar dan siswa.
Data pada penelitian ini diperoleh
dari dua sumber utama yaitu hasil kinerja dan hasil belajar siswa. Hasil
kinerja siswa didapat dari hasil pengamatan oleh dua pengamat selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Selama berlangsungnya penelitian ini siswa dibagi ke
dalam lima
kelompok kecil, maka pengamat yang bekerja mengamati tiap kelompok berbagi
tugas. Masing-masing pengamat memantau 3
dan 2 kelompok siswa. Pengamat
pertama bertugas mengamati kelompok 1 - 3 sedangkan pengamat kedua bertugas
mengamati kelompok 4 - 5.
Pada waktu melakukan pengamatan terhadap kinerja siswa kedua pengamat dipandu
dengan lembar observasi kinerja siswa yang dititikberatkan pada keterampilan
kooperatif yang ditunjukkan oleh siswa selama dalam proses pembelajaran.
Sementara itu, hasil belajar didapat
dari hasil belajar proses yaitu hasil yang diperoleh siswa setelah selesai
mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan tiap tatap muka
dan hasil belajar produk yang diperoleh siswa setelah mengikuti ulangan harian
pada satu kompetensi dasar yang diujikan.
Pembahasan hasil belajar dan hasil
kinerja siswa selama dua kali siklus penelitian kelas ini diperincikan sebagai
berikut :
a.
Hasil Belajar Pada Siklus
1
Pada siklus 1 penelitian ini nilai
hasil belajar
proses menunjukkan hasil yang memuaskan karena secara rata-rata hasilnya berada di atas SKBM
sebesar ≥ 70.
Hasil belajar proses yang dicapai
oleh siswa pada siklus pertama
rata-rata sebesar 78,78.
Sementara hasil belajar produk (hasil ulangan harian) yang diperoleh siswa
rata-rata sebesar 79,02.
Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan kedua hasil belajar selama siklus pertama dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Dari gambar di atas terlihat bahwa
secara umum terjadi ketuntasan belajar secara klasikal. Baik pada hasil belajar
proses maupun hasil belajar produk melalui ulangan harian yang diberikan
sesudah materi diajarkan dibelajarkan.
b.
Hasil Belajar Pada
Siklus 2
Pada siklus 2 penelitian ini nilai
hasil belajar proses menunjukkan hasil yang memuaskan karena secara rata-rata meningkat dari siklus pertama dan
berada di atas SKBM sebesar ≥ 70.
Hasil belajar proses yang dicapai
oleh para siswa pada siklus kedua ini
rata-rata sebesar 89,87.
Sementara hasil belajar produk (hasil ulangan harian) yang diperoleh siswa
rata-rata sebesar 90,18.
Untuk lebih jelasnya perbandingan mengenai
hasil belajar proses dan hasil belajar produk yang didapat oleh siswa pada siklus 2 penelitian ini
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Dari gambar di atas terlihat bahwa
terjadi ketuntasan belajar secara klasikal pada materi yang diajarkan dan terjadi peningkatan nilai dari siklus
pertama ke siklus kedua. Baik hasil belajar
proses maupun hasil belajar produk melalui ulangan harian yang diberikan
sesudah materi dibelajarkan. Hal ini terjadi tentu saja karena siswa, sudah
mampu mengoptimalkan seluruh keterampilan kooperatif yang dilatihkan termasuk
di antaranya menanyakan kebenaran/memeriksa ketepatan hasil anggota kelompok
dan tidak berbeda dalam tugas dalam menyelesaikan tugas belajar
yang menjadi tanggung jawab kelompoknya masing-masing. Seperti halnya pada 1
penelitian ini tugas kelompok yang diberikan pada tiap kelompok menjadi
tanggung jawab bersama antara anggota tiap kelompok. Dengan demikian, keberhasilan satu orang anggota dalam suatu kelompok maka
pada hakikatnya merupakan keberhasilan kelompok tersebut, sehingga tiap anggota
kelompok senantiasa dituntut untuk saling bekerja sama dalam menuntaskan atau
menyelesaikan tugas belajar yang diberikan kepada kelompok yang bersangkutan.
c.
Rata-rata Hasil Belajar
Dari hasil belajar proses yang
diperoleh siswa, baik pada siklus 1 maupun siklus 2kalau dirata-ratakan
ternyata menunjukkan hasil yang meningkat secara signifikan dari siklus 1 ke
siklus 2. Rata-rata hasil belajar proses pada siklus 1 adalah sebesar 78,78
sementara rata-rata hasil belajar proses pada siklus 2 adalah sebesar 89,87.
Dengan demikian terjadi peningkatan hasil belajar proses dari siklus 1 ke
siklus 2 sebesar 11,09 poin.
Meskipun peningkatan hasil belajar
proses dari siklus 1 ke siklus 2 pada penelitian ini tidak terlalu besar namun
kedua siklus penelitian sudah sangat memuaskan peneliti karena jauh di atas
SKBM yang dipersaratkan yang sekaligus menjadi indikator keberhasilan penelitian
ini yaitu sebesar ≥ 70. Rata-rata hasil belajar proses pada siklus 1 yang
sebesar 78,78 berada 8,78
poin di atas SKBM sedang rata-rata hasil belajar proses pada siklus 2 yang
sebesar 89,87 berada 19,87
poin di atas SKBM. Dengan demikian dari segi ketuntasan belajar pada kedua
siklus penelitian ini, maka terjadi ketuntasan belajar secara klasikal di atas
85 % dengan nilai ≥ 70.
Sementara itu, hasil belajar produk
pada kedua siklus penelitian ini juga sudah sangat memuaskan. Melihat rata-rata
hasil belajar produk pada siklus 1 yang sebesar 79,02
dan rata-rata hasil belajar produk
pada siklus 2 yang sebesar 90,18,
maka ini jelas menunjukkan terjadi ketuntasan belajar 100 % secara klasikal.
Gambaran ketuntasan belajar setelah
dirata-ratakan antara hasil belajar proses dan hasil belajar produk pada kedua
siklus penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Berdasarkan
gambar di atas, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar yang didapat
oleh siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus 1 ke siklus 2. Selisih nilai hasil
belajar ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap pelajaran.
Proses pembelajaran yang mereka jalani adalah proses PBL yang menuntut adanya
kerjasama kooperatif untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar yang diberikan
oleh guru untuk dituntaskan. Dengan demikian, kerja sama kooperatif yang padu
di antara anggota kelompok siswa secara langsung berimbas pula pada hasil
belajar mereka seperti yang terlihat pada diagram di atas.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh pengamat pada kelas X TJKT (Teknik Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi) SMK Negeri 8 Palangka raya, selama dua siklus penelitian,
menunjukkan bahwa keterampilan kooperatif yang diperlihatkan oleh siswa selama
penelitian ini meningkat secara signifikan dari putaran pertama ke putaran
kedua. Peningkatan keterampilan kooperatif ini tentu saja berimbas kepada
peningkatan hasil belajar proses selama dua kali siklus penelitian ini.
Demikian
juga hasil belajar siswa dengan mengoptimalkan penerapan model Problem Based
Learning (PBL) untuk Kompetensi Dasar Menerapkan
Seleksi Benih Ikan materi Teknik
Penebaran Benih Ikan menunjukkan hasil yang sangat memuaskan karena ≥ 85%
siswa tuntas belajar secara individual. Dengan demikian penerapan model PBL
untuk Kompetensi Dasar menganalisis dan mendemonstrasikan
tindak tutur menyapa, berpamitan, mengucapkan terima kasih, dan meminta maaf (saluer, prendre congé, remercier et
s’excuser) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, serta unsur
kebahasaan pada teks interpersonal dan teks transaksional tulis dan lisan untuk
diterapkan dan teruji efektifitasnya.
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas maka pada kesempatan ini dapat
disarankan sebagai tindak lanjut yaitu : 1) Pembelajaran model PBL untuk Kompetensi Dasar menganalisis dan mendemonstrasikan
tindak tutur menyapa, berpamitan, mengucapkan terima kasih, dan meminta maaf (saluer, prendre congé, remercier et
s’excuser) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, serta unsur
kebahasaan pada teks interpersonal dan teks transaksional tulis dan lisan untuk
diterapkan;
2) Penerapan model PBL perlu dikembangkan karena mampu meningkatkan hasil
belajar siswa dan meningkatkan keterampilan kooperatif siswa dalam
bersosialisasi dengan temannya;
3) Penerapan model PBL memberi dampat positif pada peningkatan keterampilan dan
hasil belajar siswa pihak sekolah dan dinas pendidikan diharapkan senantiasa
memfasilitasi dan mengarahkan guru untuk menggunakannya; dan 4) Perlu dana yang
cukup kepada guru-guru untuk melaksanakan penelitian dengan menerapkan berbagai
pendekatan, metode, model pembelajaran yang terbukti secara efektif
meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.
2000. Memahami dan Menangani Siswa Dengan Problema Dalam Belajar
(Pedoman Guru). Jakarta : Proyek
Peningkatan Mutu SLTP Jakarta.
Depdiknas.
2004. Materi Pelatihan Terintegrasi SAINS : SN 43 PTK. Buku 4.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama.
Ibrahim,
Muslimin, Fida Rachmadiarti, Mohamad Nur & Ismono. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya : Pusat Sains & Matematika Sekolah Program
Pasca Sarjana UNESA. University Press.
Ibrahim,
Muslimin. 2002. Teori Belajar Konstruktivis; Modul B-02 Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompotensi. Jakarta : Dirjen Dikdasmen, Depdiknas.
Nur,
Mohamad & P.Retno Wikandari. 2000. Pengajaran Berpusat Pada Siswa Dan
Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya : Pusat Studi
Matematika & IPA Sekolah UNESA.
Rachmadiarti,
Fida. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Proyek Peningkatan
Mutu SLTP Jakarta, Dir. SLTP, Depdiknas.
Subino,
dkk. 1982. Panduan Evaluasi Belajar Untuk Sekolah Lanjutan Umum. Jakarta
: Depdikbud.
Wirawan, Y.G. 1994. Evaluasi Belajar.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Gultom, Rektor Universitas
Negeri Medan;
2. Bapak Dr. Abil Mansyur,
S. Si., Ketua Program Studi PPG UNIMED;
3. Bapak/Ibu Dosen Jurusan
Bahasa Prancis pada Program PPG Dalam Jabatan UNIMED, Kategori 1 Gelombang 2 yang senantiasa dengan penuh kesabaran dalam memberikan pembelajaran dan bimbingan
kepada kami:
4. Bapak Dr. Andi Wete
Polili, M. Hum., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ;
5. Ibu Liwana Sembiring, S.
Pd., M. Pd, selaku Guru Pamong (GP) yang selalu membimbing, memberikan saran,
masukan, semangat dan motivasi selama kegiatan penelitian berlangsung;
6. Keluarga besar saya,
handai taulan yang selalu memberikan dukungan dan membantu saya selama
melakukan penelitian;
7. Ibu Rahmi Kurnia Handayani,
S.Pd, selaku Kepala SMK Negeri 8 Palangka Raya;
8. Seluruh Dewan Guru SMK
Negeri 8 Palangka Raya yang selalu memberikan dukungan penuh selama kegiatan
penelitian;
9. Seluruh rekan mahasiswa
PPG DALJAB UNIMED Kategori 1 Gelombang 2 jurusan Bahasa Prancis yang salalu
berbagi semangat dalam suka dan duka selama kegiatan PPG mulai dari pendalaman
materi sampai pada tahapan akhir UKMPPG;
10. Siswa-siswa SMK Negeri 8
Palangka Raya yang berpartisipasi selama penulis melaksanakan penelitian;
11. Semua pihak yang telah
membantu dalam melancarkan kegiatan penelitian ini
Penulis
menyadari bahwa didalam pelaksanaan PPL dan penulisan laporan ini terdapat
banyak kekurangan, kesalahan dan kelemahan untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan kedepan dan
kesempurnaan laporan ini;